Contoh Materi.com - Dalam era kemajuan teknologi dan informasi yang pesat, dunia pendidikan juga terus bertransformasi. Salah satu aspek yang mengalami perubahan besar adalah model pembelajaran. Model pembelajaran tradisional yang mengandalkan metode pengajaran satu arah dari guru ke siswa mulai bergeser ke arah yang lebih inklusif, interaktif, dan berbasis teknologi. Namun, kali ini kita tidak akan membahas model pembelajaran yang umum diketahui, melainkan kita akan mengupas model pembelajaran yang benar-benar unik dan mungkin akan mengguncangkan paradigma pendidikan saat ini.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa macam metode pembelajaran antara lain metode diskusi, metode eksperimen, metode demontrasi, dan metode simulasi.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran sebagimana dimaksud pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik, kontekstual dan bermakana bagi kehidupan siswa sehari-hari.
1. Model Penyingkapan (Discovery learning)
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk menghasilkan suatu kesimpulan (Budininsing, 2005:43).
Dalam discovery learning proses pembelajaran melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan pembuktian.
Sebagai contoh: Guru menugaskan kepada peserta didik menelusuri penyebab terjadinya kebakaran hutan di suatu daerah. Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok untuk mencari tau informasi mengenai penyebab dari kebakaran hutan tersebut. Dengan cara mewawancarai penduduk setempat atau mencari tau melalui internet ataupun koran sebagai data informasi. Kemudian guru meminta untuk membuat kesimpulan dan dilanjutkan dengan presentasi di kelas.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based learning)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based learning) adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan OnnSeng, 2000).
Belajar berdasarkan masalah untuk menghasilkan solusi, melalui proses penelusuran dan penyelidikan sehingga dapat ditemukan solusi masalah.
Sebagai contoh: mengatasi masalah pencemaran udara akibat asap pembakaran sampah sembarangan. Peserta didik bisa mengeksplorasi lingkungan memanfaatkan sumber-sumber fisik, menggali pengalaman orang lain atau contoh nyata dari penyelesaian masalah dari beragam sudut pandang. Disini peserta didik terlatih menemukan gagasan baru, lebih kreatif, kritis , lebih terbuka bersosialisasi dalam konteks pemecahan masalah.
3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based learning)
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based learning) atau yang dikenal dengan PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang , tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 & Baron 2011).
Suatu proyek memiliki target tertentu dalam bentuk produk, tugas peserta didik disini merencanakan cara untuk mencapai target dengan dipandu oleh pertanyaan yang menantang.
Sebagai contoh: para peserta didik SMK Kewirausahaan diberikan pertayaan produk kreatif berbahan local seperti apakah yang memiliki nilai tambah secara ekonomis? Peserta didik bisa mengikuti tahapan pembelajaran seperti eksplorasi ide, mengembangkan gagasan, melakukan uji coba produk, dan memasarkan produk. Pada proses ini peserta didik bisa memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi bagi upaya mengembangkan gagasan, membuat sketsa produk menguji produk melalui respon pasar dengan memanfaatkan google survey dan sebagainya.
4. Model Production Based Training
Pendekatan Model Produksi berbasis pelatihan merupakan suatu proses pembelajaran yang menyatu dengan aktivitas produksi, di mana peserta didik diberikan pengalaman belajar yang berlangsung dalam konteks aliran kerja. Tujuan dari pendekatan pembelajaran ini adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan kerja yang handal.
Proses pembelajaran ini mengadopsi pendekatan saintifik yang melibatkan langkah-langkah berikut:
- Mengamati
Ini adalah saat siswa secara aktif menggunakan indera penglihatan (membaca, mendengar), indera pengecap, dan indera perabaan untuk mengidentifikasi suatu objek atau situasi. Dalam kegiatan mengamati ini, siswa dapat mengidentifikasi masalah yang ada.
- Menanya
Ini adalah saat siswa mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang ingin mereka ketahui mengenai suatu objek, peristiwa, atau proses tertentu. Dari kegiatan ini, siswa dapat merumuskan masalah yang kemudian membentuk hipotesis.
- Mengumpulkan Data
Ini adalah saat siswa mencari informasi yang diperlukan sebagai bahan analisis dan kesimpulan. Dari kegiatan mengumpulkan data ini, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
- Mengasosiasi
Ini adalah saat siswa mengolah data dengan melibatkan aktivitas fisik dan pemikiran, serta menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dari kegiatan ini, siswa dapat menyimpulkan hasil dari kajian yang telah dilakukan terhadap hipotesis.
- Mengkomunikasikan
Ini adalah saat siswa mendeskripsikan dan menyampaikan temuan mereka melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengolah data, dan mengasosiasi kepada orang lain melalui lisan maupun tulisan. Dari kegiatan mengkomunikasikan ini, siswa dapat merumuskan dan memberikan pertanggungjawaban atas pembuktian hipotesis yang telah dilakukan.
Perubahan model pembelajaran yang unik ini menawarkan pendekatan yang lebih holistik dan relevan untuk pendidikan. Dengan mengintegrasikan pengalaman kehidupan nyata, proyek yang menantang, kolaborasi, dan teknologi dalam proses pembelajaran, kita dapat menghasilkan generasi siswa yang lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata.
Pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas, tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Model pembelajaran yang unik ini tidak hanya akan mengguncang paradigma pendidikan saat ini, tetapi juga membawa perubahan yang positif dan berkelanjutan dalam dunia pendidikan.